Selasa, 09 Februari 2010

Yaa Allah kenapa kau begitu kejam

Dalam mengarungi kehidupan sehari-hari pasti akan banyak peristiwa yang harus dihadapi. Dari yang menyenangkan, hingga yang menyusahkan. Dari yang menguntungkan, hingga yang merugikan. Banyak kemudahan, tapi sering juga kesulitan datang bertubi-tubi, seolah tiada habisnya.

Allah, kejamkah?

Kita amati pada saat sekarang ini banyak sekali bencana yang terjadi.Bahkan cenderung meningkat. Gempa bumi, tanah longsor, tsunami, gunung meletus dan lain sebagainya. Anak yang terlahir cacat, sakit yang bertahun-tahun tapi tak sembuh juga, hutang yang menumpuk dan seterusnya. Seringkali semua ini membuat kita bertanya. Kenapa penderitaan yang dialami begitu berat dan terus-menerus. Ada apa sebenarnya. Apakah memang karena dosa-dosa kita di masa lalu? . Atau karena memang takdirnya sudah begitu.
Tidak jarang kita menjadi putus asa, bahkan mengutuk Tuhan dan menganggap bahwa Tuhanlah yang harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi.

Allah maha adil [Al'adl]

Untuk mengenal Allah, kita bisa melihat dari nama-namaNya. Di samping Allah memiliki sifat Arrahman/maha penyayang, Allah juga adalah Al'adl, maha adil. Artinya Allah memperlakukan makhlukNya secara adil sesuai dengan tempatnya. Manusia yang baik akan diperlakukan sesuai dengan kebaikannya. Sementara yang jahat akan diperlakukan sesuai dengan kejahatannya.
Terkadang kita lupa akan hal ini. Kita menyalahkan Allah karena menyebut diriNya sebagai Arrahman [maha penyayang], sementara kita tak merasakan sama sekali akan rahmat Tuhan itu. Bahkan yang kita rasakan adalah penderitaan demi penderitaan yang seharusnya tak ada kalau memang Tuhan benar-benar penyayang pada hamba-hambaNya.

Kita lupa bahwa Allah juga Al'adl [maha mengadili], memperlakukan secara adil. Yang baik diperlakukan sesuai kebaikannya. Yang buruk diperlakukan sesuai dengan keburukannya. Allah juga Almuntaqiim, maha menyiksa terhadap para pendosa.

Allah tidak kejam

Allah mencurahkan kepada hamba yang sholeh yang patuh padaNya, limpahan rahmat, kasih sayang, anugerah, ganjaran, kebahagiaan yang melimpah ruah diguyurkan dengan sebanyak-banyaknya. Tapi Allah berlaku adil , bukan kejam kepada hamba yang durhaka yang tidak patuh padaNya.

Barangsiapa yang kafir, maka dia sendirilah yang menanggung akibat kekafirannya itu, dan barangsiapa beramal sholeh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan [tempat yang menyenangkan]. Arruum/44.


Merasa sholeh

Kadang dalam suatu waktu kita merasa bahwa kita sudah melakukan apapun yang Allah minta. Yaa, kadang ada di antara kita dihinggapi perasaan bahwa kita sudah sholeh. Tapi ternyata cobaan masih datang bertubi-tubi. Kesulitan demi kesulitan masih saja datang. Bagaimana itu?.
Ya berarti kita belum sholeh. Kita sudah dihinggapi rasa ujub. Dan itupun dosa lagi. Astaghfirullah.


Maafkan kami ya Allah, seringkali kali kami berburuk sangka
kepadaMu
, maafkan kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar