Selasa, 23 Maret 2010

Tips menemukan Allah

Sebenarnya segala amal kebaikan bisa menjadi sarana untuk menemukan Allah. Asalkan dikerjakan dengan motivasi tauhid yang kokoh {Alkahfi/110}. Dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kesabaran.
Tapi disini akan disebutkan beberapa point saja yang sekiranya mudah untuk dipahami dan diterima oleh khalayak luas.
Menemukan Allah di sini, bukanlah meraih tingkat pencapaian tertinggi seperti pencapaiannya para sufi, apalagi para Anbiya'. Akan tetapi yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan sebagai perihal luar biasa berupa mendapati pengalaman-pengalaman rohani yang merupakan reaksi/respon/jawaban dari Allah atas usaha seseorang yang mendekatiNya.

Dzikir yang intensif

Latihan dzikir yang serius dan istiqomah, bisa membawa si pelaku pada tingkat sampai merasakan akan adanya perasaan/feeling menemukan Allah. Ada keyakinan yang muncul dari kedalaman hati {ilham} akan kebenaran tauhid.
Panggillah Allah dengan hati yang tulus ikhlas. Ya Allah, Yaa Allah, Yaa Allah. Teruskan panggil Beliau sampai terasa ada sambutan.
Dalam latihan ini kita tidak hanya mengingat Allah, tapi kita memanggil Beliau. Harus dipahami akan perbedaan mengingat dan memanggil. Ketika mengingat seseorang, bisa jadi orang itu terasa jauh entah dimana. Tapi ketika kita memanggil seseorang, pada saat itu kita tahu bahwa orang itu ada di sekitar kita dan mendengar kita, sekaligus bisa menjawab panggilan kita, serta kita bisa mendengar dan mengerti akan jawabannya itu. Dan keyakinan seperti inilah yang harus kita bawa dalam latihan kita ini. Asalkan kita membawa pemahaman seperti ini dalam setiap dzikir, niscaya respon dari Allah akan langsung terasa.

Ridho dan ikhlas terhadap apapun yang terjadi

Dzikir tidak hanya berupa membaca kalimah-kalimah thoyyibah, tapi juga termasuk di dalamnya adalah melatih akhlakulkarimah yang salah satu diantaranya adalah ridho terhadap taqdir.
Ridho berarti rela, merelakan apapun yang menjadi kehendak ilahi untuk terjadi meskipun itu terasa pahit dan menyakitkan fisik dan batin. Di sini kita diajak untuk fokus pada berbagai peristiwa yang menimpa pada kita baik pada masa lalu, masa yang akan datang, dan terutama masa sekarang. Perhatikan saja apa yang terjadi di masa saat sekarang ini, jam sekarang ini, menit sekarang ini, detik sekarang ini, dengan tanpa menghakimi, menilai, menyalahkan sedikitpun. Terima dan relakan apa yang berlaku dan terjadi di situ. Biarkan saja Allah berbuat sesuai dengan kehendakNya. Maka beban berat yang dirasakan, rasa sakit yang diderita secara ajaib berkurang bahkan menghilang, malah diganti dengan kucuran rahmat Allah, hawa damai, kebahagiaan yang mendadak muncul tanpa kita tahu darimana datangnya. Inilah the power of Now.
Semakin sering ini dilakukan, maka setiap kejadian akan membawa kita pada kedekatan dengan Allah, sehingga merasakan akan adanya keyakinan yang meningkat tentang kebenaran Allah.

Istighfar

Setiap dosa akan mengakibatkan hijab yang menghalangi seorang hamba terhadap Tuhannya. Ada rasa jauh dari Tuhan yang diakibatkan dosa yang pernah dilakukan, bahkan meskipun berusaha mengingatNya, tapi anehnya rasa jauh itu tetap saja mencengkeram relung-relung hati, bahkan terasa sangat menyiksa. Barangkali inilah hukuman langsung dariNya, akibat kesengajaan meninggalkan Beliau dengan cara melupakanNya, mendurhakaiNya. Dari sinilah istighfar sangat diperlukan. Dengan ketulusan, keikhlasan, pengakuan yang sungguh-sungguh akan kesalahan yang sudah dilakukan maka siksaan berupa rasa jauh , rasa tersiksa itupun dihilangkan dan diganti dengan rahmat yang mengalir bahkan terasa sangat melimpah-ruah. Kesejukan terasa menyelimuti keseluruhan jasmani dan rohani.
Bahkan pada saat-saat menderita suatu penyakit, apapun itu, baik fisik maupun rohani, tidak jarang ada yang tersembuhkan hanya dengan mengakui kesalahan/istighfar di hadapan Beliau.
Ini bukanlah sesuatu yang aneh. Setiap dosa akan mengakibatkan aliran darah menjadi tidak lancar dan tersumbat sehingga mengakibatkan banyak penyakit fisik yang bila dibiarkan bertahun-tahun dengan cara terus-menerus melakukan dosa maka penyakit itu akan menjadi semakin parah dan sulit diobati oleh kalangan kedokteran. Terkadang sembuh, tapi ternyata kumat lagi di waktu lain. Ini tidaklah mengherankan bagi kaum yang mengerti. Karena dunia kedokteran hanya megobati dimensi fisik saja. Sementara sumber penyakit yang inti malah tidak diobati sama sekali. Yaitu hati. Hati yang gemar berbuat dosa. Dan obat yang mujarab adalah istighfar. Dengan berbagai pengalaman-pengalaman seperti ini, secara pasti dan otomatis rasa menemukan Allah akan muncul dan menguat. Keimanan kepada Allah menjadi bertambah dan terus bertambah.

Bersedekah dengan gila

Bila seseorang ingin mencapai peningkatan spiritual yang pesat, maka cobalah tips yang satu ini. Yaitu bersedekah dengan gila-gilaan. Bersedekah dengan apa yang terasa berat sekali untuk dilakukan. Tapi tentu dengan hati yang tulus ikhlas, tidak mengharapkan pamrih apapun.
Sedekah memiliki power yang luar biasa {the power of giving}. Sehingga kerapkali pelakunya akan terheran-heran dengan efek positif yang ditimbulkannya. Kepercayaan akan adanya Dzat yang Maha Ghoib akan menjadi semakin kuat secara otomatis, karena berbagai pengalaman pribadi yang terjadi.
Nabi mengatakan bahwa sedekah bisa memadamkan murka Tuhan. Sungguh ilustrasi yang menakjubkan. Sekaligus kabar gembira bagi manusia. Karena ternyata ada cara yang terbilang cukup mudah untuk dilakukan tapi memiliki kemanfaatan yang luar biasa.
Sedekah juga mengundang datangnya rejeki. Bagi siapapun yang merasa sempit dalam urusan rejeki bisa mencoba tips ini. Dan bersiaplah untuk mendapati pengalaman-pengalaman baru yang akan membuat takjub.

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah
ia mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepadaNya
{Alkahfi/110}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar