Selasa, 23 Februari 2010

Naik kepada Allah setiap detik {mikraj}

Segala peristiwa yang terjadi pada hakekatnya adalah bisa menjadi sarana untuk naik terbang ke Allah {mikraj}. Diajarkan di dalam Alquran bahwa ujian berupa kebaikan dan keburukan adalah sebagai dorongan agar manusia selalu kembali kepada kebenaran sejati yaitu Allah swt {Ala'raf/168}

Tawakkalnya mayat

Mayat secara 100 persen pasrah dan menyerah kepada orang yang memandikannya, mengkafaninya, mengurusnya. Tidak ada protes sama sekali. Tidak ada penilaian. Tidak ada penghakiman atas apa yang diperlakukan pada dirinya. Apapun itu. Mau dibaringkan, diberdirikan, ditarik, diseret, dikafani, bahkan dikuburkan. Dia hanya melihat dan menyaksikan serta menerima saja semua perlakuan pada dirinya.

Inilah gambaran dari seorang yang bertawakkal pada Allah dengan sempurna. Apapun yang dilakukan oleh Allah pada dirinya, dia terima seratus persen. Tidak ada protes. Tidak ada penolakan mental. Tidak ada keluhan keluar dari mulutnya. Tidak ada penghakiman atas apa yang sudah ditaqdirkan oleh Allah pada dirinya. Dia hanya melihat, mengamati, menyaksikan apa saja yang ditimpakan oleh Allah pada dirinya. Sambil membisikkan kata pada Allah, " Ya Allah, aku terima semua kehendakmu 100 persen ".

Siapapun sebenarnya bisa dengan mudah melakukan ini. Toh cuma menerima, dimana hal ini tidak memerlukan energi sama sekali. Kita hanya membiarkan aliran energi taqdir melalui kita. Kita tidak berupaya untuk menghambatnya dengan penolakan mental, kemarahan, penilaian dan penghakiman kepada apapun dan siapapun. Termasuk kepada Allah. Kita juga tidak perlu berpura-pura menikmati penderitaan yang kita alami dengan menunjukkan senyum kecut kita. Hanya satu saja yang harus dilakukan, terima saja, lepaskan saja. Biarlah Allah bertindak sesuai dengan kebijaksanaanNya yang seringkali kita tidak tahu tentang rahasia di balik peristiwa yang diberlakukan pada kita.

Selama seseorang mau melakukan ini dengan benar, maka terjadilah proses peningkatan kesadaran ke level yang lebih tinggi. Bila terus dilatih maka akan mencapai fana fillah. Dan keseharianpun menjadi praktek latihan spiritual, naik kepada Allah dalam setiap detik kehidupannnya.

Dan Kami coba mereka dengan {nikmat} yang baik-baik dan
{bencana} yang buruk-buruk, agar mereka
kembali {kepada kebenaran}
{Al-a'raf/168}


4 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum wr. wb

Apabila kita ("mungkin") sudah pernah merasakan kenikmatan berribadah... tapi kemudian karena kita tergelincir lagi maka kenikmatan itu hilang sirna. tapi kemudian setelah bertobat, alhamdulillah nikmat lagi dengan skala lebih kecil. Namun kemudian melakukan dosaa lagi padahal sudah dikasih tahu sama Allah dan hilang rasa nikmat, rasa serrr... rasa syahdu tersebut. sudah minta ampun tapi apakah karena telat tobat dan selalu berulang ato karena mintanya kurang kuat apa, ndak tahu saya., nikmat itu jarang sekali, ingat padaNya pun jadi sekedarnya atau mungkin gak ada lagi...
Apakah saudaraku bisa bantu gimana agar cinta Nya sudi kembali? saya takut hati saya sudah keras membatu... dan keagungaNya tak bisa singgah lagi di hati ini yang kotor... saya takut digolongkan orang yang dimurkai...

Terima kasih

Sang Musafir mengatakan...

Wa'alaikum salam wr.wb

Sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas shilaturrahimnya dan komentarnya. Semoga blog ini bisa menjadi motivasi terutama bagi kalangan sesama muslim untuk meningkatkan pengenalannya akan Allah sebagaimana tujuan awal pembuatannya.
Saudaraku. Allah adalah Dzat yang maha kembali {Attawwaab}. Artinya asalkan kita benar-benar kembali kepada Beliau, maka secara langsung Allah pun kembali kepada kita. Tinggal ketulusan dan kesungguhan hati kita saja dalam menghadap kepada Beliau.
Ketakutan dan kekhawatiran akan murka Allah tentu sangat bagus sekali. Tetapi jangan sampai ketakutan dan kekhawatiran itu mengurangi kepercayaan kita akan besarnya rahmat dan ampunan Allah. Lagipula justru pada saat seperti ini, di saat kita terjerumus dalam banyak dosa, adalah saat-saat kita sangat perlu akan pertolongan Allah, bimbingan Allah. Dan Allah sangat gemar mengampuni hamba-hambaNya yang kembali.
Menghadaplah kepada Allah dengan apa adanya kita. Merendahlah di hadapanNya dengan dalam, semakin dalam, semakin dalam, dan semakin dalam, niscaya sambutan dari Beliau akan kita rasakan secara luar biasa.

Anonim mengatakan...

Alhamdu lillahhi robbil a'lamiin
Terima kasih banyak saudara, mudah2an Allah memberikan petunjuk Shirotol mustaqiem Nya kepada kita. Amieen

Sang Musafir mengatakan...

Amieen. Yaa Rabbal'alamieen. Allah senantiasa memberikan hidayah dan inayahNya pada kita semua. Insya Allah.

Posting Komentar