Minggu, 21 November 2010

Sholat yang menguras energi

Sholat memang bisa mendatangkan energi baru yang mencerahkan bila dilakukan dengan benar sesuai dengan syariat. Tapi tidak jarang sholatpun (bila salah melakukannya) juga bisa menyebabkan rasa lemah, rasa berat, rasa bosan bahkan rasa stress. Dan ini terbukti dengan banyaknya orang yang mengaku islam tapi dalam keseharian ternyata tidak mau menjalankan sholat yang lima waktu. Terasa sekali kalau sholat hanyalah menjadi beban yang memberatkan. Kalaupun melakukan, itupun dengan asal-asalan dan cenderung tidak memenuhi syarat rukun sholat secara syariat. Karena rasa bosan, rasa malas, rasa stress yang dirasakan bahkan di dalam sholat. Anehnya justru ketika mau salam kedua yang merupakan rukun sholat yang terakhir, ada rasa bebas, rasa terlepas dari beban yang menghimpit dada.

Kenapa terasa berat.

Ibadah memang pada umumnya terasa memberatkan. Dan ini tidaklah mengherankan karena apapun hal yang bisa mengantarkan ke surga, yang menjadi tangga untuk naik ke surga pasti akan terasa berat. Namanya juga menaiki tangga yang berarti harus naik ke atas. Ibarat mendaki, menaiki tangga ke puncak gunung yang tinggi, ya pasti terasa berat dan lelah.
Artinya, akan selalu ada tantangan yang menghadang untuk siapapun yang ingin memperoleh derajat yang lebih tinggi, apalagi surga yang agung di akherat nanti. Dan hadirnya tantangan inilah yang mencoba untuk menghalang-halangi manusia untuk mencapai kemulyaan melalui sholat

Hati yang lalai

Lalai, lupa bahwa diri ini sedang sholat. Lalai dari hal-hal yang mesti dilakukan di dalam sholat. Lupa dengan sikap-sikap yang harus dijiwai di dalam sholat. Lalai, tidak memahami makna-makna yang terkandung dalam bacaan sholat. Lupa bahwa diri ini sedang berhadapan dengan Dzat yang Maha Tinggi.
Yang karena lalai dan lupanya hati, mengakibatkan sikap yang seringkali tidak terasa, berupa sikap terburu-buru, tergesa-gesa sehingga tidak jarang syarat rukun sholat ada yang tertinggal. Dan kenyataan ini banyak kita saksikan di masjid-masjid sekitar kita. Yang paling kentara pada umumnya adalah tertinggalnya satu rukun utama yang disebut dengan thumakninah

Sholat seperti ini adalah sholat yang tidak sah. Karena tidak melakukan satu rukun yang wajib. Sholat yang tidak mendatangkan pencerahan, bahkan cenderung MENGURAS ENERGI, karena caranya yang menyalahi tatanan syariat yang digariskan. Sholat yang BUKAN sholat, atau BELUM sholat.
Dan hukumanpun diberikan langsung sebagai peringatan, berupa rasa berat, rasa stress, rasa lemah, rasa bosan, baik sebelum sholat, di dalam sholat, ataupun bahkan sesudah sholat.


فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,


الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
Al-Maa`uun:006

Bisa jadi rasa malas bekerja, malas mencari ilmu, rasa berat menjalani hari-hari, kehidupan terasa kering padahal segala fasilitas materi yang serba mewah tersedia, bosan dimanapun berada, tidak bersemangat melakukan apapun kewajiban keseharian adalah karena adanya peringatan bahwa sholat kita belumlah benar menurut syariat. Sholat kita belumlah mendatangkan rahmat Allah yang melimpah, tapi sebaliknya, malah menguras, menyedot, melemahkan energi kita.

Tapi tentu bukan berarti lebih baik tidak sholat sekalian. Dengan sholat saja keadaan masih terasa berat. Apalagi dengan tidak sholat. Bisa dipastikan peringatan atau adzab bakal muncul lebih parah lagi. Naudzu billahi min dzalika.

Memang semuanya harus belajar. Belajar dalam segala hal. Termasuk sholat yang benar, sehingga bisa menjadi sarana untuk meraih pertolongan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar