Sabtu, 07 Mei 2011

Biarkan keceriaan ilahi yang selalu membimbing

Ada banyak kebahagiaan, keceriaan, kegembiraan dan kesenangan yang biasa dirasakan di dunia ini. Ketika tuntutan-tuntutan duniawi terpenuhi, maka secara otomatis suasana hatipun dipenuhi dengan kegembiraan dan kepuasan. Dunia dengan segala kemewahannya memang menjanjikan kebahagiaan yang tidak bisa disangkal. Dan tentu saja kebahagiaan ini sangatlah positif, asal dalam koridor syariat. Kegembiraan karena hal-hal keduniaan adalah hal yang sangat wajar dan fitrah. Karena manusia memang juga berdimensi dunia, berdimensi tanah. Ada juga keceriaan yang karena memang watak bawaan semenjak lahir. Tidak karena apa-apa. Tapi memang karena pribadinya begitu. Selalu nampak ceria dan bahagia. Penuh optimistis meski dalam situasi sesulit apapun. Dalam pandangannya semua nampak mudah dan beres atau mudah dibereskan dengan cepat. Kalaupun suatu ketika nampak murung, dengan mudah dan cepat sekali keceriaannya muncul lagi. Baik karena masalahnya sudah beres, atau karena dengan mudahnya lupa dari masalah yang membelitnya.

Kegembiraan ilahi

Ada satu keceriaan yang agung. Yang menarik keagungan. Kegembiraan yang mulia. Yang menarik kemuliaan. Itulah keceriaan ilahi. Dalam alquran disebut sebagai sakinah, busyro. Keceriaan ini tidaklah bergantung pada apapun. Kegembiraan ini tidaklah karena hal-hal duniawi. Bukan karena hawa nafsu. Bukan juga karena bawaan watak semenjak dari lahir. Tapi sepenuhnya benar-benar diturunkan dari alam tingkat tinggi. Yang mengandung energi positif yang sangat kuat dan besar. Yang sepenuhnya terbebas dari hawa nafsu. Karena memang, untuk diturunkannya rahmat ilahi ini, disyaratkan nolnya hawa nafsu.
Dan ketika hawa nafsu berkuasa, maka kegembiraan yang bersifat langit inipun langsung hilang. Dan kalaupun masih ada tersisa kegembiraan, maka itu berasal dari alam yang rendah, alam kebumian, tidak lagi disinari oleh cahaya ilahi.

Bersifat membimbing ke arah positif

Berbeda dengan keceriaan yang berasal dari hawa nafsu, yang cenderung menarik hal-hal yang bersifat hawa nafsu. Keceriaan yang berasal dari langit bersifat mengarahkan, menuntun. membimbing ke arah yang selalu positif, penuh cinta dan pasti akan selalu sesuai dengan syariat. Dan dengan cahaya mulianya yang besar, akan diturunkan Furqon/pembeda yang bersifat membedakan antara yang haq dengan yang bathil, antara yang benar dengan yang salah menurut syariat.

Mengumpulkan energi keceriaan Allah

Dengan sangat mudah kita bisa mengumpulkan energi ini melalui sholat yang khusyu'. Dengan dua rokaat yang berkualitas. Berdiri lima menit, rukuk lima menit, iktidal lima menit, sujud lima menit, duduk di antara dua sujud lima menit. Dengan hati yang menghadap, merendah kepada Allah secara total dari mulai takbir sampai salam. Asalkan dengan hati yang tulus ikhlas dan ridho kepada Allah dalam melakukannya, maka daya sakinah/keceriaan ilahi diturunkan secara melimpah dari alam tingkat tinggi. Dari dimensi ketuhanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar