Ada banyak kebahagiaan, keceriaan, kegembiraan dan kesenangan yang biasa dirasakan di dunia ini. Ketika tuntutan-tuntutan duniawi terpenuhi, maka secara otomatis suasana hatipun dipenuhi dengan kegembiraan dan kepuasan. Dunia dengan segala kemewahannya memang menjanjikan kebahagiaan yang tidak bisa disangkal. Dan tentu saja kebahagiaan ini sangatlah positif, asal dalam koridor syariat. Kegembiraan karena hal-hal keduniaan adalah hal yang sangat wajar dan fitrah. Karena manusia memang juga berdimensi dunia, berdimensi tanah. Ada juga keceriaan yang karena memang watak bawaan semenjak lahir. Tidak karena apa-apa. Tapi memang karena pribadinya begitu. Selalu nampak ceria dan bahagia. Penuh optimistis meski dalam situasi sesulit apapun. Dalam pandangannya semua nampak mudah dan beres atau mudah dibereskan dengan cepat. Kalaupun suatu ketika nampak murung, dengan mudah dan cepat sekali keceriaannya muncul lagi. Baik karena masalahnya sudah beres, atau karena dengan mudahnya lupa dari masalah yang membelitnya.
Sabtu, 07 Mei 2011
Kamis, 05 Mei 2011
Enaknya berada di rumah sendiri
Meskipun berada di rumah yang megah nan mewah dengan berbagai fasilitas lengkap yang semuanya sangat menyenangkan dan memuaskan. Tapi kalau itu semua berada di rumah orang lain, alias bukan rumah milik kita sendiri. Pastinya tidaklah begitu menyenangkan. Karena akan selalu ada rasa risih dan tidak enak, karena memang bukan milik kita sendiri. Tidak di rumah sendiri. Meskipun penghuni rumah sangat bersahabat dan begitu welcome dengan kita. Tetap saja, rasa tidak leluasa, rasa tidak bebas, rasa keterbatasan kita rasakan.
Jumat, 29 April 2011
Kenapa ngaku islam tapi jadi teroris
Banyak fitnah yang menimpa umat islam saat sekarang ini. Teror bom ditemukan dimana-mana. Dari yang benar-benar bom, ataupun yang ternyata cuma kardus yang berisi pasir saja. Anehnya dalam penyelidikan kepolisian, cenderung dugaan sang pelaku teror bom mengarah kepada orang yang mengaku islam dengan berkedok jihad, memerangi orang kafir, ingin mendirikan khilafah islamiyah atau apapun tujuan yang lain, yang secara kasat mata nampak indah, luhur dan mendatangkan ridho ilahi. Tapi sayang sekali, tujuan yang luhur itu dilaksanakan dengan cara yang salah, bahkan menyesatkan. Alih-alih bisa mendirikan khilafah islamiyah yang agung. Yang ada malah mencederai kesucian agama ini. Benar-benar sangat kontra produktif. Andaikan Nabi Muhammad saw masih sugeng saat ini, pastinya beliau akan sangat malu dengan perilaku dari orang-orang yang mengatasnamakan agama beliau, tapi untuk perilaku yang salah dan merusak.
Kamis, 28 April 2011
Belajar menyerahkan kesadaran (mati)
Secara tidak sengaja seringkali prosesi penyerahan kesadaran kepada Allah itu terjadi. Yakni di dalam tidur. Dengan tidur, manusia kembali ke asalnya, ke penguasaan total ilahi, dalam arti tidak memiliki kontrol sama sekali terhadap diri sendiri. Berbeda dengan kondisi ketika terjaga/tidak tidur, dimana kesadaran terhadap diri sendiri sangatlah kuat dan memiliki kontrol penuh terhadap tubuhnya. Dalam tidur tidak ada penolakan, tidak ada pemberontakan, tidak ada ketidak-setujuan. Yang ada hanya menyerah pasrah secara total kepada Dzat yang Maha Menidurkan, yang tidak pernah tidur ataupun ngantuk.