Sabtu, 23 Januari 2010

Diam [thumakninah] adalah ibadah tertinggi

Diam yang di dalam shalat disebut dengan thumakninah. Inilah yang merupakan puncaknya ibadah. Assukuunu ba'da harkatin. Diam/tenang/thumakninah sesudah bergerak. Sesudah kita melakukan aktifitas membaca fatehah, diamlah sejenak, merunduklah lebih dalam kepada Allah. Beri kesempatan Allah mencurahkan rahmatNya kepada kita saat itu juga.

Diam adalah bentuk komunikasi dengan Allah

Ketika komunikasi/ngobrol di antara dua orang terjadi, maka yang satu berbicara dan yang lain diam untuk mendengar. Setelah selesai, yang semula mendengar diberi kesempatan untuk berbicara. Sementara yang tadinya berbicara ganti diam untuk mendengarkan. Dengan begini maka bentuk komunikasi bisa terjadi sehingga bisa saling tukar informasi dan memahami satu sama lain.
Shalat pun sama. Agar komunikasi antara kita dengan Allah terjadi secara baik, maka berikanlah jeda [diam/thumakninah] di sela-sela bacaan-bacaan kita. Berikan kesempatan pada Allah untuk berbicara. Menunduklah barang sejenak kepada Allah. Agar aliran hidayah, informasi, berita, cahaya Allah mengalir dengan melimpah ruah menyelimuti sekujur tubuh, fisik maupun batin kita.

Jangan tergesa-desa

Penyakit masyarakat muslim yang sangat akut adalah kurangnya thumakninah di dalam shalat. Shalat dengan tergesa-gesa hampir bisa kita jumpai di setiap masjid, langgar, musaholla dimanapun saat ini. Sangat disayangkan. Padahal Nabi mengatakan bahwa tergesa- gesa itu adalah dari setan.
Dengan tergesa-gesa di dalam shalat, maka bentuk komunikasi dalam shalat hampir tidak mungkin terjadi. Kita tidak memberikan kesempatan Allah untuk berbicara. Artinya kesempatan untuk menimba ilmu dari Allah menjadi tersia-siakan. Malah yang didapat habis shalat hanyalah rasa penat dan lelah saja.

Perbanyak diam

Diam/thumakninah bisa dilatih tidak hanya di dalam shalat. Bisa dengan iktikaf di masjid. Di rumah di kala waktu senggang. Di kantor ketika istirahat sambil bersantai. Di toko sambil menanti pembeli datang. Di manapun bisa dilakukan. Toh cuma diam. Diam di hadapan Allah. Diam menyaksikan sibuknya Allah mengurusi semua makhluk terutama barang-barang di dekat kita. Lakukan seperti orang yang melamun. Dengan rileks dan nyantai.

Stillness speak

Stillness speak/diam yang berbicara, kata echart tholle, seorang pemimpin spiritual terkemuka saat ini. Jadi hal ini adalah sesuatu yang wajar saja, sangat universal. Di dalam diam, hening, thumakninah akan ada ilham ilham ketuhanan yang disusupkan ke dalam batin secara langsung dari alam tingkat tinggi. Informasi, pemahaman, kebijaksanaan, kecerdasan, kebahagiaan sempurna memasuki hati untuk mencerahkan/enlightenment, mencahayai kehidupan ke arah yang lebih baik.


3 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum.
terima kasih telah berbagi.
Saya minta idzin untuk meng-copy isi2 dari blog ini buat catatan saya dan keluarga ?

salam

Sang Musafir mengatakan...

waalaikum salam wr wb.
Silahkan dicopy dan terimakasih atas kunjungannya.
Semoga bisa membawa pencerahan untuk semuanya.

Amin.

Anonim mengatakan...

Bagus ijin share..

Posting Komentar