Selasa, 06 April 2010

Allah Maha Sayang

Allah adalah Dzat yang Maha Penyayang. Meskipun Allah juga digambarkan sebagai Dzat yang bisa marah, murka dalam berbagai sabda Nabi. Namun sifat penyayangNya adalah sangat jauh lebih dominan. Ini diisyaratkan dalam surat Alfatehah yang notabene menjadi bacaan yang paling sering diulang dalam keseharian. Bahkan dalam surat ini sifat rohmat/kasih-sayang terulang hingga empat kali. Yaitu dua di ayat pertama dan dua di ayat ketiga.
Dan memang ini terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Contoh yang paling mudah adalah lihatlah diri kita sendiri. Tubuh yang lebih sering sehat daripada sakit. Tiap hari tetap bisa makan, meskipun barangkali adalah pengangguran berat. Katanya masa sekarang adalah masa-masa sulit untuk mencari uang, tapi ternyata banyak yang suka mengadakan pesta, pengajian yang meriah. Undangan untuk kondangan datang dari sana sini.

Rahmat Allah yang tiada batas

Sesungguhnyalah kasih sayang Allah tiada batasnya. Bahkan meski kita tidak melakukan kebaikan apapun, kasih-sayangNya senantiasa tercurahkan dengan gratis dan melimpah-ruah. Bayi yang terlahir tanpa punya kemampuan apa-apa. Jangankan untuk mencari makan, bahkan berjalanpun tidak bisa. Tapi anehnya, rejeki datang dengan sendirinya, bahkan seringkali dipaksa untuk menerima rejeki itu.
Pepohonan yang hanya diam terpaku di tempatnya. Jangankan berpikir untuk mencari penghidupan. Bergerak dari tempatnya saja tidak bisa. Tapi anehnya, rejekinya datang sendiri. Makanannya selalu tersedia bahkan untuk bertahun-tahun. Tubuhnya tumbuh dengan subur. Bahkan menjadi pohon yang besar dan kokoh.
Cicak tidak memiliki sayap. Tapi mangsanya, nyamuk memiliki sayap. Tapi anehnya, cicak itu selalu saja dapat mangsanya.

Jangan membatasi rahmat Allah

Secara tak sadar ternyata kita sendirilah yang seringkali membatasi limpahan rahmat Allah. Dengan perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh Allah. Di antaranya adalah kurangnya kepercayaan kepada Allah. Sehingga berakibat fatal dengan terjerumus ke dalam dosa-dosa. Mencuri, merampok, korupsi, tidak mau membayar hutang, tidak mau mengembalikan barang pinjaman, menjual diri dan lain sebagainya. Yang ternyata semua bermuara dari kurangnya kepercayaan kepada Allah alias tauhid yang tidak sempurna.

Mengakses rahmat Allah

Kepercayaan/iman adalah kebahagiaan. Iman adalah keberuntungan. Iman adalah kemulyaan. Iman adalah bimbingan. Iman adalah kesuksesan dunia akherat. Iman adalah sarana paling ampuh untuk menarik rahmat Allah agar semakin melimpah-ruah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar