Minggu, 04 April 2010

Niat menentukan pencapaian rohani

Setiap manusia memiliki banyak sekali keinginan/niat. Banyak sekali tujuan yang ingin dicapai. Untuk urusan duniawi saja, pasti banyak sekali keinginannya. Baik yang memang benar-benar dibutuhkan hingga yang sekedar pemuas hawa nafsu belaka. Dan tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang sangat wajar saja. Malah bisa jadi akan terasa aneh kalau ada seseorang yang tidak memiliki ambisi apa-apa untuk mencapai sesuatu.

Niat menentukan arah perjalanan rohani

Adalah sangat penting untuk memperhatikan perilaku hati dalam berkeinginan/berniat. Karena setiap orang akan mencapai/memperoleh apa yang diniatkan/diinginkan, minimal secara perasaan meskipun secara wujud fisik duniawi keinginan itu belum terwujud.
Nabi mengatakan.

Wainnamaa likullimri in maa nawaa
Bahwa sesungguhnya setiap orang akan memperoleh, akan mencapai, akan sampai, pada apa yang diniatkannya. Bila yang diinginkannya adalah Allah dan RosulNya, maka diapun akan memperoleh, mencapai, sampai pada Allah dan RosulNya. Tapi bila yang diinginkannya hanya sekedar memperoleh tujuan duniawi saja, maka diapun memperolehnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.

Amal sholeh memerlukan niat yang benar

Bahkan amal sholehpun memerlukan niat. Itupun harus benar. Agar amal itu benar-benar bisa dikategorikan amal yang sholeh/baik. Niat berarti secara sadar penuh ada kesengajaan, ada keinginan, ada kemauan untuk melakukannya. Bukan sekedar ikut-ikutan. Bukan karena terpaksa.
Dan niat yang benar adalah semata-mata hanya untuk mengabdi, beribadah kepada Allah saja. Amal sholeh yang tidak diniatkan, yakni yang dilakukan dengan setengah hati, sekedar ikut-ikutan, karena terpaksa/dipaksa melakukannya niscaya menjadi tidak sah secara agama. Atau diniatkan tapi dengan niat yang salah, bukan untuk menjalani ketaatan kepada Allah, maka itupun juga tidak sah dan tidak berpahala di akherat.
Dan bila suatu amal sholeh diniatkan dan dilakukan semata-mata untuk mencapai ridho Allah, maka niscaya tercapailah ridho Allah itu dan amal sholeh tersebut pun menjadi tangga untuk semakin mikraj kepada Allah.

Dzikir untuk duniawi

Inilah kenyataan sehari-hari. Ada banyak kita temui ajaran-ajaran wirid yang salah dalam menentukan niat. Berwirid untuk mendapatkan kemampuan berupa kekebalan dari senjata tajam, kemampuan melipat bumi, kekayaan/pesugihan, pengasihan. Bahkan untuk mencelakakan orang lain.
Harus selalu diingat bahwa niat-niat seperti di atas adalah niat-niat yang dibumbuhi hawa nafsu yang sangat kental. Dan karenanya pintu setan menjadi terbuka sangat lebar. Tidak heran kalau terjadi banyak penyimpangan di kalangan spiritualis karena memang motivasi semenjak awalnya sudah salah. Niatnya sudah salah.
Niat menuju kepada Allah, maka akan sampai kepada Allah. Niat menuju duniawi, maka akan mencapai duniawi.

Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akherat akan Kami tambah
keuntungan itu baginya. Dan barangsiapa yang menghendaki keuntung
an di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan di
dunia. Dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akherat.
{Al-Syura/20}




Tidak ada komentar:

Posting Komentar