Sabtu, 10 April 2010

Pikiran yang menjadi hijab

Hijab yang berarti tutup, dinding yang menghalangi, menutupi antara satu perkara dengan perkara lainnya. Hijab merupakan sebutan yang terkenal dalam kalangan sufi untuk segala hal yang dianggap bisa menghalangi seseorang dari mencapai wushul kepada Allah.

Adakah hijab itu?

Melihat dari kesempurnaan Allah, maka sangat tidak masuk akal bila dikatakan bahwa ada sesuatu yang bisa menghalangi Allah, yang bisa menutupi Allah dari sesuatu. Karena itu berarti adanya kekurangan padaNya. Padahal sudah pasti bahwa Tuhan adalah Dzat yang Maha atas segala sesuatu.
Dan memang, sebenarnya hijab itu tidaklah ada. Kalaupun ada, maka itu hanyalah pikiran manusia saja. Pikiran yang mengira bahwa hijab itu ada.

Pikiran yang menjadi hijab

Inilah sebenarnya hijab yang sejati. Hijab terbesar adalah pikiran itu sendiri. Yakni pikiran yang menganggap adanya sesuatu selain Allah. Pikiran yang senantiasa mengarah, menuju, fokus, ingat, memikirkan, takut, suka, mencintai pada sesuatu selain Allah. Pikiran yang suuddzon, berburuk sangka kepada Allah.
Tentu ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memikirkan, mengingat,mencintai sesuatu selain Allah. Tetapi motivasi/niat kita dalam melakukan sesuatu kebaikan apa saja, semestinya didasarkan atas kepatuhan, ketundukan, cinta kepada Allah. Karena setiap orang akan memperoleh/sampai pada apa yang dia niatkan/tuju. Agar apa yang dilakukan tidak malah menjadi hijab, menjauhkan dari Allah.
Bahkan amal kebajikan pun bisa menjadi hijab, kalau niatnya salah. Melakukan sholat yang diniati untuk pamer/riya', maka akan menjadi hijab meski sudah jelas itu merupakan ibadah wajib. Bukannya memperkuat rasa kesambungan dengan Allah/ihsan. Tapi malah sebaliknya, semakin terasa menjauhkan dari Allah.

Pikiran yang menjadi tangga naik ke Allah

Memang pikiran bisa menjadi hijab. Tapi sebaliknya, pikiran pun bisa menjadi tangga untuk mikraj. Yaitu pikiran yang senantiasa berpegangan secara teguh kepada Allah. Dalam bentuk niat yang kokoh untuk menjadikan semuanya sebagai sarana beribadah, mendekatkan diri kepada Allah. Pikiran yang penuh dengan dzikir/ingat Allah dalam segala situasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar