Kamis, 28 April 2011

Belajar menyerahkan kesadaran (mati)

Secara tidak sengaja seringkali prosesi penyerahan kesadaran kepada Allah itu terjadi. Yakni di dalam tidur. Dengan tidur, manusia kembali ke asalnya, ke penguasaan total ilahi, dalam arti tidak memiliki kontrol sama sekali terhadap diri sendiri. Berbeda dengan kondisi ketika terjaga/tidak tidur, dimana kesadaran terhadap diri sendiri sangatlah kuat dan memiliki kontrol penuh terhadap tubuhnya. Dalam tidur tidak ada penolakan, tidak ada pemberontakan, tidak ada ketidak-setujuan. Yang ada hanya menyerah pasrah secara total kepada Dzat yang Maha Menidurkan, yang tidak pernah tidur ataupun ngantuk.

Tidak ada pikiran (no mind)

Kita bisa mengambil pelajaran tentang penyerahan kesadaran diri dari situasi menjelang tidur. Disitu kita tidak perlu memikirkan tentang bagaimana caranya agar aku bisa tidur, bagaimana kalau aku malah tidak bisa bangun nantinya, bagaimana kalau ada sesuatu yang terjadi pada diriku di dalamnya. Yang ada malah tidak bisa tidur dan kepala terasa berat karena terlalu banyak memikirkan tentang cara tidur dan menakuti apa yang terjadi di dalamnya.
Lantas apa yang ada ketika menjelang tidur. Hanya diam. Yaaa, hanya diam. Diam dari berpikir apapun, termasuk tentang bagaimana caranya agar bisa tidur. Diaaaaaaaaaaammmmm..........dan langsung tertidur. Di dalam diam tidak ada penolakan, tidak ada ketakutan, tidak ada protes. Di dalam diam hanya ada kepasrahan yang total setotal-totalnya.

Ingatlah AKU

Kesadaran adalah ingatan. Sadar terhadap diri sendiri berarti ingat terhadap diri sendiri. Menyerahkan kesadaran kepada Allah berarti menyerahkan ingatan kepada Allah. Yaaa.....hanya mengingat. Just remember. Mengingat Allah dengan kepasrahan penuh, tanpa protes sedikitpun terhadap apa yang sudah, sedang dan akan ditakdirkan.  Ingatlah Allah.....dan bersiaplah untuk diterbangkan. Mikraj.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar