Sabtu, 30 Oktober 2010

Macam macam sensasi sebagai wujud reaksi dari Allah

Sebenarnya ada banyak macam sensasi sebagai wujud reaksi dari Allah. Seiring dengan macam-macamnya model manusia yang menghadap kepadaNya. Dan ini bukanlah hal yang aneh, karena semua tergantung kepada kesiapan mental dari si manusia itu sendiri. Dan semua disesuaikan dengan situasi kondisi yang dialami dari si pelaku dzikir itu. Yang pasti adalah semuanya baik dan tugas kita hanyalah menerima dengan pasrah apapun pelajaran yang bakal diberikan kepada kita.

Perasaan nyaman, tenang dan damai

Inilah perasaan yang paling umum dan sering kali menghampiri siapapun yang mau berdzikir/menghadap/mengingat Allah. Sebuah pengalaman yang indah, mempesona, hingga pada tahap membuat kita menjadi keheranan. Karena begitu hebatnya rasa/dzauq yang dirasakan. Yang jaman sekarang biasa disebut sebagai Ekstasis.

Getaran yang hebat

Di saat seseorang sedang intensif ingat kepada Tuhannya terkadang, bahkan bisa jadi seringkali muncul gerakan-gerakan yang aneh, otomatis, dan di luar kehendak diri sendiri. Dan ini sebenarnya adalah fenomena yang wajar saja bagi pelaku meditasi, termasuk dzikir. Karena pada saat dzikir, seseorang sedang terhubung dengan dimensi Maha Tinggi, dimensi ketuhanan. Dimana pada saat itu terjadi proses resonansi, getar menggetarkan antara hamba dengan Tuhannya. Energi rahmat dari Allah yang begitu melimpah, mengucur, memandikan tubuh fisik dan rohani yang memang di luar kebiasaannya.

Perasaan jatuh cinta

Inilah yang ditunggu. Sebuah karunia besar nan agung, yang bakal dianugerahkan kepada siapapun yang mau bermujahadah. Berupa perasaan jatuh cinta. Cinta kepada apa-apa yang halal. Cinta kepada apa-apa yang diridhoi oleh Allah. Cinta kepada iman. Cinta kepada Allah.
Sungguh anugerah yang luar biasa.

Perasaan benci kekafiran

Seiring dengan munculnya gairah cinta terhadap kebaikan, maka perasaan yang sebaliknya, yakni benci terhadap kekafiran, kemaksiatan, kefasikanpun dimunculkan oleh Allah. Sebagai bentuk perlindungan/mahfudz dari hal-hal yang buruk.

Keimanan yang bertambah

Keimanan, kepercayaan terhadap adanya Allah, kepercayaan akan rahmatnya yang begitu luas,kepercayaan akan ampunannya yang selalu terbuka, kepercayaan akan pertolongannya yang sangat dekat, menjadi semakin menguat dan menebal seiring dengan pengalaman-pengalaman spiritual yang banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar