Senin, 19 April 2010

Kemarahan yang tak tertahankan

Salah satu di antara sekian banyak karakter yang dimiliki oleh manusia adalah sifat marah. Dimana sifat ini merupakan sifat yang sangat umum berada dalam diri hampir setiap orang. Dan memang, ini hal yang sangat normal saja, asalkan berada pada tempatnya. Justru akan sangat aneh bila ada seseorang yang tidak pernah sama sekali menampakkan amarahnya bila ada hal yang tidak adil terjadi padanya.

Kemarahan yang tidak terkendali

Kemarahan bisa dianggap wajar bila dalam batas-batas yang normal. Tapi dalam kenyataan yang ada, seringkali kemarahan menjadi melampaui batas dan tidak sehat. Sehingga banyak efek negatif yang ditimbulkan akibat kemarahan yang tidak terkendali. Dalam situasi seperti ini seringkali timbul pertanyaan, kenapa kemarahan menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dihilangkan. Bahkan setinggi apapun tingkat keilmuan/pendidikan seseorang, ternyata tidak menjamin tingkat kualitas pribadinya. Banyak para intelek, para cendekiawan, para pelajar, mahasiswa, para petinggi saat ini yang lebih menonjolkan kemarahan yang tidak terkendali daripada kesabaran yang utama. Sehingga seringkali kita dengar, kita saksikan banyak sekali terjadi tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, bahkan dalam rapat para petinggi negeri ini suasana ricuh kerapkali terjadi.

Hawa nafsu yang berkuasa

Setiap perbuatan yang dilandasi oleh hawa nafsu, bukan motivasi tauhid pastilah akan rentan dengan kekecewaan yang selanjutnya bisa mendatangkan kemarahan. Nafsu ingin berhasil mencapai tujuan yang positif, tentu saja sangat baik. Tapi yang harus selalu diingat adalah yang wajib kita lakukan adalah berusaha, sementara keberhasilan adalah mutlak hak Tuhan yang murni. Manusia tidak memiliki hak sama sekali untuk menentukan keberhasilannya sendiri. Dan juga manusia tidak memiliki hak untuk memaksakan kehendaknya, meskipun itu baik, agar diwujudkan oleh Allah. Memaksakan kehendak itu hanya menunjukkan bahwa motivasi hawa nafsu begitu kuat. Dan tentu saja ini sudah bertentangan dengan ajaran tauhid.

Pintu setan yang sangat lebar

Jalur utama setan mampu menguasai manusia adalah melewati pintu hawa nafsu. Bila manusia sudah berhawa nafsu, dalam bentuk memiliki keinginan-keinginan duniawi semata, tidak lillahi taala, maka disinilah jalan setan terbuka sangat lebar. Kesempatan untuk menguasai hati dan pikiran manusia sangatlah luas. Dan bila dibiarkan, maka si manusia ini menjadi bola yang dipermainkan oleh setan dengan mudahnya. Ditendang kesana kemari manut saja. Kemarahan yang tak terkendali. Sehingga sesatlah jadinya.

Bismillah

Terkuaklah rahasia mengapa Nabi menyarankan kita untuk memulai setiap aktifitas kebaikan apa saja agar dimulai dengan membaca basmalah. Suatu pesan yang kelihatannya sangatlah sederhana, saking sederhananya tak terasa kita menjadi sering mengabaikannnya.
Pesan tauhid nampak jelas di sini. Kebaikan akan tidak sempurna bila tidak dibarengi dengan motivasi tauhid. Kebaikan hanya akan dipetik buahnya di dunia saja bila saat melakukannya hanya diniatkan untuk dunia saja. Sementara kebaikan yang dilandasi lillahi taala, buahnya sekaligus bisa dipetik di dunia dan akherat juga.
Dengan basmalah hati menjadi nyambung ke Allah. Dan rahmat Allah pun tercurah. Hawa surgawi berupa kedamaian, kebahagiaan, keceriaan mengalir, bercahaya dan mengusir hawa setan berupa kemarahan, egoisme dan kesombongan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar