Kamis, 11 Maret 2010

Allah ternyata banyak berbicara

Barangkali banyak kalangan yang merasa asing dengan ungkapan ini. Dan memang hal ini merupakan perkara yang jarang dibicarakan. Padahal di dalam sifat-sifat wajib bagi Allah, salah satunya adalah kaunuhu mutakalliman, yang berarti Allah senantiasa berbicara.
Ini sangat menarik karena umumnya kita tak pernah mengerti hakekat dari hal ini, apalagi merasakan secara pribadi akan kebenaran dari keberadaan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah ini.

Allah Maha Berbicara

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Allah Maha Berbicara?
Sudah pasti bahwa Allah adalah Dzat yang berbeda dari semua makhlukNya. Laitsa kamitslihi syaiun. Sehingga apapun yang disandangkan kepada Allah, meski secara bahasa adalah sama dengan apa yang disandangkan pada manusia, secara makna haruslah dan pastilah berbeda.
Bila manusia berbicara dengan mengucapkan huruf-huruf dan mengeluarkan suara, maka Allah tidaklah demikian. Allah berbicara tidak dengan huruf ataupun suara sama sekali. Sehingga jangan pernah berharap akan bisa berbincang dengan Allah dengan mendengarkan suara ataupun huruf-huruf langsung dari Allah, sebagaimana kita berbicara dengan manusia.
Apa yang dialami lebih kepada berupa pemahaman langsung, yang terhunjam ke dalam hati. Secara tiba-tiba kita paham dengan jawaban dari perkara yang kita cari solusinya. Tanpa kita tahu bagaimana informasi itu bisa masuk langsung ke dalam hati.

Kita ternyata tuli

Hidayah, bimbingan, taufiq, pengajaran, informasi dari Allah sebenarnya selalu tersedia untuk kita semua. Tidak ada waktu berlalu kecuali Allah senantiasa berbicara ke segenap makhlukNya.
Dengan cara berbicara yang sesuai dengan keagunganNya. Hanya saja kitalah yang sering kali tidak bisa memahami, tidak mengerti akan bahasa Allah yang sampai pada kita. Kita ternyata memang tuli.
Kita ternyata lebih banyak, bahkan hampir terus menerus mendengarkan suara-suara hawa nafsu dan setan, ketimbang mendengarkan pengajaran Allah.
Dan inilah masalah kita semua.

Bagaimana cara mendengarkan pembicaraan Allah?

Thumakninah adalah jawabannya. Bila kita ingin bisa mendengarkan Allah dalam keseharian kita, maka inilah yang harus dilatih tiap hari bahkan kalau bisa setiap saat, setiap detik. Thumakninah/diam adalah salah satu dari rukun-rukun shalat. Yang berarti kalau ditinggalkan niscaya shalat menjadi tidak sah. Karena hakekat shalat adalah komunikasi dengan Allah. Kalau thumakninah tidak ada, maka komunikasi pun tidak terjadi.
Thumakninah adalah diam, tenang, khusu' di hadapan Allah sehingga gelombang otak masuk pada tingkat alpha-theta, dimana di sini akan terbuka pintu-pintu informasi dari alam tingkat tinggi, dari Allah yang Maha Tinggi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar