Senin, 08 Maret 2010

Jatuh cinta cenderung mengarah kepada syirik

Dalam hubungan kaum pria dan kaum wanita sudah menjadi hal yang wajar terjadi apa yang dinamakan dengan sebutan jatuh cinta. Sudah menjadi sunnatullah bahwa seorang dari lain jenis menyukai dan mencintai lawan jenisnya. Malah akan menjadi tidak wajar bila seseorang lebih memilih menyukai sesama jenis ketimbang lain jenis.

Jatuh cinta bisa mengarah kepada syirik

Barangsiapa mencintai sesuatu, maka dia pun menjadi budaknya. Inilah yang biasanya selalu terjadi pada seseorang yang lagi kasmaran. Menjadi binding/terikat kepada apa yang dicintai. Kemanapun dan dimanapun si dia selalu terkenang, terbayang-bayang. Anehnya bisa pada tingkat otomatis. Bahkan dalam tidurpun, si dia bisa masuk dan menjadi tokoh utama dalam mimpi.
Memang hal seperti ini biasanya tak bisa ditolak. Semuanya serba terjadi begitu saja. Laksana orang yang terhipnotis. Kita hanya menjadi obyek dari hawa nafsu yang tak terkendali. Pada saat seperti ini seseorang haruslah waspada, jangan sampai rasa kasmaran menguasai sepenuhnya keseluruhan pikirannya. Harus ada kendali sehingga jatuh cinta yang merupakan dorongan hawa nafsu tidak mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat. Dan memang, bila rasa kasmaran dan jatuh dinta ini dibiarkan begitu saja, tanpa ada kendali dzikir, maka bisa dipastikan akan banyak perbuatan-perbuatan yang tak dibenarkan oleh agama dilakukan dengan ringan sekali seolah-olah dianggap bukan perbuatan dosa.

Cinta karena hidayah Allah

Ada fenomena yang menarik terjadi. Ketika seseorang telah kuat dzikirnya, maka rasa kasmaran dan jatuh cintanya dengan kuat mengarah kepada orang yang halal, kepada pasangan halalnya, istri atau suaminya yang sah. Dan ada perasaan membenci terhadap tindakan perselingkuhan. Membenci terhadap hubungan yang tidak halal.
Inilah cinta yang muncul karena dorongan hidayah Allah {ilham positif}, bukan karena dorongan hawa nafsu {ilham negatif}. Inilah cinta yang agung dan penuh barokah Allah. Apa yang dicita-citakan dan diharapkan dari dua orang yang saling jatuh cinta ada di sini. Cinta, kasih sayang, kesetiaan, perhatian, kejujuran, semuanya ada di sini. Di mana?. Di dzikir. Dzikir yang nyambung, yang ikhlas kepada Allah. Sehingga mendatangkan ganjaran dari Allah berupa rasa cinta yang tulus, kesetiaan dari hati yang paling dalam terhadap pasangan.
Ketika seseorang mulai dihinggapi rasa bosan terhadap istri/suami halalnya, maka berdzikirlah, niscaya rasa bosan itu akan diganti oleh Allah dengan rasa cinta yang menggebu-gebu.

Sangat bagus bila sepasang suami istri sama-sama menjadi ahli dzikir, niscaya rumah tangganya akan semakin akur dan rukun. Kasih sayang dan cinta di antara keduanya semakin ditumbuh-kembangkan oleh Allah. Keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah pun tercapai, dengan pertolongan dari Allah.

" Dan di antara manusia ada yang mengambil tandingan-tandingan
selain Allah {untuk dicintai}. Mereka mencintai tandingan-
tandingan itu sama dengan mencintai Allah. "
{Q.S. Albaqoroh 165}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar