Sabtu, 08 Mei 2010

Cara mengingat Allah

Mengingat Allah adalah sebuah skill/kemampuan tersendiri. Banyak di antara orang merasa sudah bisa dan benar dalam melakukannya. Padahal ternyata masih belum, karena buah dari mengingat/dzikir belum bisa dirasakan secara langsung.

Allah yang jelas

Banyak di antara kita yang belum pas dalam mengarahkan pikirannya ketika berdzikir. Ada yang memfokuskan pikirannya pada lafadz dzikir. Ada yang membayangkan lafadz Allah. Ada yang membayangkan surga dan neraka di sampingnya. Bahkan ada yang membayangkan guru mursyid di hadapannya. Ada bahkan yang lebih ekstrim lagi dengan memajang foto sang guru secara terang-terangan di hadapannya, untuk dipandangi sepanjang sholat yang dilakukannya.
Aneh memang kenyataan ini. Padahal yang diperintahkan adalah mengingat Allah. Bukan yang lain. Apakah itu lafadznya, surga neraka, apalagi foto makhluk.
Mengingat Allah berarti mengingat dzatNya. Yaa, langsung pada Dzat yang Maha Agung. Yang Maha Dekat. Yang meliputi seluruh makhlukNya. Yang Maha Mengawasi gerak gerik hamba ketika sholat. Yang Maha mendengar bacaan sholat. Yang memberikan kekuatan terhadap hamba untuk bisa berdiri, rukuk, sujud, duduk tahiyyat. Kesadaran seperti ini seharusnya yang dibangun. Bukan yang lain.

Hukuman langsung

Untuk melihat apakah cara mengingat akan Allah itu sudah tepat ataukah belum sebenarnya mudah saja. Kita pakai saja ukuran Alquran. Ditegaskan bahwa dengan mengingat Allah maka hati langsung menjadi tenang tentram (Arra'd/28). Inilah ukuran yang benar.
Dari sini terjawablah kenapa sholat tidak bisa menjadi sarana penghibur, pembawa kebahagiaan, pencerahan. Karena ternyata banyak yang tidak tepat dalam mengarahkan pikirannya dalam sholat. Mengingat lafadz Allah, menyimak bacaan, membayangkan surga neraka bukanlah perkara yang diperintahkan. Tidak heran kalau sholat tetap saja terasa kering. Apalagi yang pikirannya ngeloyor kemana mana.

Sulitkah?

Tidak ada sebenarnya istilah sulit disini. Yang diperlukan hanyalah pemahaman tauhid saja. Keyakinan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Dekat. Bahwa Allah selalu menyertai kita, dimanapun kita berada. Bahwa Allah adalah penyelenggara tunggal, pemain tunggal, pemelihara tunggal seluruh alam semesta, termasuk seluruh tubuh kita ini setiap saat, setiap detik, setiap masa, setiap waktu.
Dan juga yang sangat penting, dalam melakukan aktifitas mengingat ini, lakukan dengan ringan, santai, seperti orang yang melamun secara ringan saja, tapi fokus. Tidak ada ketegangan sama sekali.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

blogwalking

Unknown mengatakan...

kullu ma tashawwartahu fahuwa laisa billah....

Unknown mengatakan...

Apakah boleh zikir mengingat tulisan lafads Allah

Posting Komentar