Minggu, 16 Mei 2010

Memahami bahasa Allah

Sesuatu yang sangat menarik pastinya, sekaligus sangat menyenangkan di saat kita bisa memahami dan berkomunikasi secara jelas dengan Allah. Tapi apakah itu mungkin?. Apakah ini bukan sesuatu yang mengada-ngada alias bid'ah?. Bukankah wahyu sudah ditutup?. Kita ini para pendosa yang tidak mungkin bisa mencapai maqom itu. Dan lain-lain alasan yang ternyata hanya mempertebal hijab kita dengan Allah

Bahasa kesambungan yang universal

Bahasa universal, yakni bahasa yang bisa dipahami oleh seluruh makhluk, apakah itu binatang, tetumbuhan, bumi, langit, air, api, udara, binatang, bebatuan, jin, malaikat, bahkan Allah. Bahasa apakah itu?. Itu adalah bahasa kesambungan. Itu adalah bahasa energi.
Seekor kucing nampak kebingungan mondar mandir kesana kemari dengan gelisahnya, ternyata anaknya yang berada di kejauhan sedang dalam ancaman binatang yang lain. Seorang ibu tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk, ada firasat yang tidak enak mengenai anaknya, ternyata si jabang bayi mendadak sakit panas demam yang tinggi, dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
Bahkan bebatuanpun juga bereaksi berbeda antara dipegang oleh orang yang sedang sabar, ikhlas, dengan dipegang oleh orang yang sedang kalap dan marah-marah. Dan ini bisa dilihat di photo aura perbedaan medan energi yang terbentuk.
Tetumbuhan bunga yang tumbuh di dalam rumah yang sakinah cenderung lebih segar dan berseri bila dibandingkan bebungaan yang cenderung cepat layu karena dalam rumah tangga yang kacau balau dan amburadul penghuninya.
Inilah bahasa komunikasi yang sebenarnya senantiasa terjadi setiap saat. Sesuatu yang umumnya kita tidak pernah menyadari apalagi memikirkannya.
Benar-benar bahasa yang satu ini, bahasa universal berupa kesambungan, meski tanpa kata, tanpa suara, tapi sangatlah jelas dan sangat mudah dipahami bahkan oleh binatang dan bebatuan sekalipun.

Tune in dengan Allah

Kenapa seorang ibu bisa secara tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Kenapa bisa ada firasat yang tiba-tiba muncul memberitahukan ada bahaya yang mengancam jabang bayinya. Kenapa seekor kambing detak jantungnya bergejolak dengan kerasnya, padahal yang akan disembelih adalah anaknya. Kenapa seorang kekasih bisa tiba-tiba ikut merasakan penderitaan pasangannya.
Ini semua terjadi karena adanya bahasa universal, yakni kesambungan, kesambungan energi pikiran. Nyambungnya pikiran si ibu dengan pikiran bayinya. Nyambungnya perasaan kambing dengan perasaan anaknya. Tune in antara hati kekasih dengan hati pasangannya.
Begitulah gambaran sederhana tentang komunikasi yang sederhana tapi sangat mudah dan jelas untuk dipahami. Ketika seseorang tune in, nyambung dengan Allah, maka sebagaimana contoh-contoh di atas, maka akan secara mudah dan otomatis bahasa Allah langsung bisa dipahami dan dimengerti. Semua ini sudah menjadi sunnatullah yang abadi, yang tak akan pernah berubah untuk selamanya.

Nyambung dengan apa?

Tinggal selanjutnya adalah pilihan kita saja. Lebih memilih nyambung dengan Allah dengan cara mengingatinya/dzikir. Ataukah memilih nyambung dengan yang lainnya. Nyambung dengan tv, sehingga kita dipengaruhi oleh energi tv. Nyambung dengan Hp, maka kita dipengaruhi oleh aura Hp. Nyambung dengan koran majalah, hingga kita dibikin pusing dengan berita-beritanya. Nyambung dengan ahli maksiat, hingga kita ikut terperosok ke dalamnya. Nyambung dengan ahli dzikir, hingga kita tertular kekhusukannya. Nyambung dengan quran, hingga kita diliputi cahayanya.
NYAMBUNG DENGAN ALLAH, HINGGA KITA DILIMPAHI HIDAYAH/BIMBINGANNYA..


Barang siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan memberikan 
petunjuk kepada hatinya. (Attaghobun/11)



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar