Jumat, 21 Mei 2010

Pembebasan (the freedom)

Bila kita menonton berita di layar televisi. Banyak berbagai kejadian berlaku di sekeliling kita. Dan kebanyakan seakan cenderung membawakan penderitaan dan ketidaknyamanan. Carut-marutnya negeri ini begitu terlihat dengan sangat jelas. Dunia politik yang kacau dan penuh intrik. Situasi perekonomian yang makin sulit. Pejabat yang makin merajalela korupsinya, seakan masih kurang saja hartanya, padahal sudah kaya raya. Sementara fenomena rakyat miskin yang tergusur secara paksa hampir tiap hari terjadi. Anak remaja yang makin brutal kenakalannya. Pemerkosaan yang meningkat. Bunuh diri yang makin sering terjadi. Membuat kita bertanya, ada apa dengan dunia ini. Kenapa sepertinya menjadi manusia tidaklah menyenangkan, karena harus dihadapkan dengan berbagai ujian yang berat dan menyesakkan dada.

Keinginan-keinginan (desire)

Kemajuan dalam bidang teknologi yang menakjubkan. Menamplkan dunia baru yang sungguh sangat berbeda. Dunia makin nampak gemerlap dan gumebyar. Ternyata tidak hanya membawa efek positif, tapi juga membawa efek negatif yang tidak ringan. Menciptakan gaya hidup yang makin konsumtif dan makin hedonis. Manusia menjadi semakin rakus terhadap dunia. Akibatnya, secara tak terasa, manusiapun menjadi makin jauh dari agama.
Dulu, ketika belum ada tv, sangat mudah kita temukan, di surau-surau, di masjid-masjid, anak-anak remaja mengaji alquran. Terlihat sangat ramai dan menentramkan. Tapi apa yang terjadi dengan jaman sekarang. Masjid nampak lengang. Surau nampak sepi. Berganti dengan acara nonton tv dan lain-lain.

Sumber penderitaan

Keinginan-keinginan (hawa nafsu) adalah sumber penderitaan. Karena pada akhirnya kita hanya akan menjadi budak dari keinginan-keinginan itu. Pikiran menjadi secara otomatis terkonsentrasi ke keinginan-keinginan itu. Pikiran seakan diperas untuk segera mendapatkan cara meraihnya. Bahkan sampai tingkat tidak bisa tidur karenanya. Hingga menimbulkan frustasi dan putus asa bila tidak kunjung mendapatkannya juga, bahkan bisa bunuh diri. Dan bahkan, kalaupun apa yang diinginkan itu berhasil didapatkan, ternyata tingkat kepuasan dengan mendapatkannya tidaklah sebanding dengan berat dan payahnya perjuangan yang dikerahkan. Dan juga biasanya, ketika apa yang dicita-citakan dicapai, kita malah terjerumus ke situ dengan sibuknya kita menikmati fasilitas yang sudah diraih. Kita lupa untuk bersyukur. Daaan, makin tersesatlah kita. Serba salah memang kita ini.

Pembebasan (the freedom)

Agama mengajarkan tentang puasa. Yang dimaksudkan untuk mengerem nafsu keserakahan manusia. Dan dibatasi hanya pada hal-hal yang memang benar-benar diperlukan saja. Untuk perkara yang tidak dibutuhkan, meskipun boleh/mubah secara syariat, hendaknya ditinggalkan saja. Karena bagaimanapun, perkara yang mubah akan bisa menjadi penjara baginya (penjara hawa nafsu) dan menciptakan hijab antara manusia dengan Tuhannya, bila dikonsumsi dengan cara yang tidak syar'i.
Agama mengajarkan kalimah tauhid Laa ilaaha illallaah. Yang merupakan pembebasan/freedom sempurna. Bebas dari penjara hawa nafsu. Bebas dari penjara dunia, karena ruh yang sudah terbang bebas kepada Allah.

Kenapa Allah

Ternyata hanya pada Allah terdapat pembebasan sejati. Kenapa? Karena hanya Allah yang memiliki kebebasan sejati. Hanya Allah yang Maha Bebas. Bebas dari ruang dan waktu. Bebas dari kekurangan, kelemahan. penderitaan. Bebas dari penyakit, kematian, dan neraka. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna.
Dan dengan sowan , nyambung kepada Allah, maka kita akan teresonansi dengan energi uluhiah, sehingga sampai pada tingkat the freedom, kebebasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar